BAB
7
EVOLUSI
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat)
dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih
kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik.
Berbeda dengan revolusi, proses evolusi biasanya berlangsung lama. Dalam
konteks penggunaan istilah, evolusi seringkali digunakan untuk menggambarkan
perkembangan yang lambat.
Evolusi
berasal dari bahasa latin evolvere
"membuka lipatan," dari ex- "keluar" + volvere
"menggulung" (1641) yang berarti "membuka lipatan, keluar,
berkembang,". Evolusi pada tahun 1622, pada awalnya berarti "membuka
gulungan buku"; namun istilah ini digunakan pertama kali dalam pengertian
ilmiah modern pada tahun 1832 oleh seorang Geologis berkebangsaan Skotlandia
bernama Charles Lyell. Charles Darwin kemudian menggunaka istilah ini satu kali
dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul "The Origin of Species"
(Asal mula Spesies) pada tahun 1859. Istilah ini kemudia dipopulerkan oleh
Herbert Spencer dan ahli biologi lainnya.
Evolusi (dalam kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang
baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah
proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup
dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus
menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun
perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme.
Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan
sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang
yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi
fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan
biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang
menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati
organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad
ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang
mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859
oleh Charles Darwin, “On the Origin
of Species” yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui
seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi
dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan
dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan
satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus
menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip
pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang
keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun
teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya
biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian,
Darwin adalah ilmuwan
pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi
pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi
karena seleksi alam
dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi.
Seleksi alam
adalah
pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup yang dapat terus
bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan hidup. Makhluk
hidup yang terus dapat bertahan hidup akan tetap hidup sedangkan makhluk
hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati.
Selama
kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus
berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam
tersebut dapat berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan
dari makhluk hidup yang ada di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat
hubungannya dengan kelangsungan hidup makhluk hidup seperti banjir, tanah
longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana alam lain.
Keadaan
tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap mahluk
hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan dapat
bertahan hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan
mengalami kepunahan.
Seleksi alam
erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian), rantai makanan,
jaring-jaring makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adptasi.
Proses perubahan karena seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan,
sedikit demi sedikit, dan dalam jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan,
ribuan bahkan jutaan tahun).
Contoh seleksi alam:
1. Kepunahan Dinosaurus akibat adanya seleksi alam.
2. Jari kaki kuda semula lima buah untuk menyesuikan
diri dengan tanah yang lunak sekarang berjari satu.
3. Adanya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap
lebih banyak dibandingkan yang bersayap cerah di daerah industri.
4. Adanya variasi paruh burung finch di kepulauan
Galapagos.
5. leher jerapa yang tadinya pendek karena proses seleksi
alam menjadi panjang.
6.manusia yang berpindah-pindah pada jaman purba untuk
mencari pasokan makanan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar